Halo sobat, kalian tahu tidak berapa lama styrofoam terurai? Ternyata proses terurain styrofom bisa memakan waktu hingga ribuan tahun lebih loh! Mari kita pelajari lebih dalam, kenapa Styrofoam membutuhkan waktu yang sangat lama.
Estimasi Waktu Terurai Styrofoam
Styrofoam atau EPS (polistirena ekspansif), sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu yang sangat lambat untuk terurai secara alami. Proses dekomposisi untuk styrofoam umumnya memakan waktu ribuan tahun bahkan tidak bisa terurai. Hal ini sangat berbeda jauh dibandingkan dengan bahan organik seperti sisa makanan atau daun yang dapat terurai dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Faktor yang Mempengaruhi Lama Styrofoam Terurai
Lama waktu yang dibutuhkan styrofoam untuk terdegradasi secara signifikan bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Nah, di bawah ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi lama styrofoam terurai:
1. Struktur Kimia Styrofoam
Styrofoam adalah salah satu zat molekul polistirena. Struktur kimianya sangat stabil dan tidak mudah terurai secara alami. Polistirena memiliki ikatan karbon-karbon yang kuat, yang sulit dipecah oleh proses kimiawi atau biologis. Ketahanan struktur kimia ini adalah salah satu alasan utama mengapa styrofoam membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai.
2. Ukuran dan Bentuk Berpengaruh Lama Styrofoam Terurai
Ukuran dan bentuk potongan styrofoam mempengaruhi kecepatan terurai. Potongan besar mungkin lebih lambat terurai karena permukaan yang lebih kecil yang terpapar pada elemen lingkungan seperti sinar matahari. Sebaliknya, potongan kecil dapat terpecah lebih cepat menjadi mikroplastik, tetapi masih memerlukan waktu lama untuk terurai sepenuhnya.
3. Paparan Terhadap Sinar Ultraviolet (UV)
Paparan sinar Ultraviolet dari matahari dapat mempengaruhi kecepatan degradasi styrofoam. Sinar UV dapat menyebabkan proses fotodegradasi di mana polimer mulai pecah secara perlahan. Namun, proses ini seringkali sangat lambat dan hanya menyebabkan styrofoam terpecah menjadi potongan-potongan kecil, bukan terurai sepenuhnya. Potongan-potongan kecil ini dapat terus berada di lingkungan dalam bentuk mikroplastik.
4. Kondisi Lingkungan TPS Mempengaruhi Berapa Lama Styrofoam Terurai
Suhu lingkungan juga mempengaruhi berapa lama styrofoam terdegradasi. Di lingkungan yang sangat dingin degradasi kimia styrofoam akan lebih lambat. Sedangkan pada suhu tinggi bisa mempercepat proses fotodegradasi, tetapi efeknya sering kali tidak signifikan dalam jangka waktu pendek.
Selain dari suhu, kelembapan juga sangat berpengaruh, styrofoam tidak larut dalam air dan memiliki ketahanan terhadap kelembapan. Kelembapan tinggi tidak mempercepat proses degradasi styrofoam. Sebaliknya, kondisi kering dan kurang lembap mungkin akan memperlambat proses degradasi.
Dan yang terakhir yaitu keberadaan bakteri dan jamur. Styrofoam sangat tahan terhadap mikroorganisme mana pun salah satunya dari bakteri dan jamur. Sebagian besar mikroorganisme yang umum tidak dapat memecah polistirena, sehingga proses biodegradasi sangat terbatas.
5. Kurangnya Infrastruktur Daur Ulang
Daur ulang styrofoam juga merupakan tantangan. Tidak semua fasilitas daur ulang dapat menangani styrofoam, selain prosesnya yang rumit, biaya penanganan daur ulang juga sangat tinggi. Styrofoam sering kali terkontaminasi dengan makanan atau bahan lain, yang menyulitkan proses daur ulang dan mengurangi kemungkinan pemrosesan yang lebih efisien.
6. Ketahanan Terhadap Mikroorganisme
Sebagian besar mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, yang biasanya terlibat dalam proses dekomposisi bahan organik tidak dapat mencerna atau memecah polistirena. Karena styrofoam tidak dapat diurai oleh mikroorganisme ini, proses biodegradasi yang umum untuk bahan organik tidak berlaku pada styrofoam. Sebagai akibatnya, bahan ini akan tetap utuh dalam kurun waktu yang sangat lama.
Kesimpulan
Kombinasi dari struktur polistirena yang stabil, ketahanan terhadap mikroorganisme, ukuran dan bentuk styrofoam, kondisi lingkungan, dan tantangan dalam daur ulang menjelaskan mengapa styrofoam membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai di lingkungan.
Hal ini menjadikan styrofoam sebagai salah satu jenis limbah plastik yang paling menantang untuk dikelola dan mendesak untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan.